MARI HIDUP SEHAT

selamat bergabung dengan blog kami dengan segala informasi dan komunikasi bermanfaat, mari kita bangun indonesia sehat dengan menjadikan diri kita sehat terlebih dahulu

Rabu, 03 November 2010

STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

A. Definisi

Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.

Pengertian standar itu sendiri sangat beragam, di antaranya:

  1. Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
  2. Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
  3. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).
  4. DLL

Berdasarkan batasan tersebut di atas sekalipun rumusannya berbeda, namun terkandung pengertian yang sama, yaitu menunjuk pada tingkat ideal yang diinginkan. Lazimnya tingkat ideal tersebut tidak disusun terlalu kaku, namun dalam bentuk minimal dan maksimal (range). Penyimpangan yang terjadi tetap masih dalam batas-batas yang dibenarkan disebut toleransi (tolerance). Sedangkan untuk memandu para pelaksana program menjaga mutu agar tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan maka disusunlah protokol.

Adapun yang dimaksud dengan protokol (pedoman, petunjuk pelaksanaan) adalah suatu pernyataan tertulis yang disusun secara sistimatis dan yang dipakai sebagai pedoman oleh para pelaksana dalam mengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Makin dipatuhi protokol tersebut, makin tercapai standar yang telah ditetapkan.

B. Syarat Standar

1. Bersifat jelas

2. Masuk akal

3. Mudah dimengerti

4. Dapat dicapai

5. Absah

6. Menyakinkan

7. Mantap, spesifikasi serta eksplisit

Jenis standar sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam unsur-unsur program menjaga mutu, dan peranan yang dimiliki tersebut. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan :

  1. Standar persyaratan minimal

Adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :

a. Standar masukan

Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana sarana,peralatan, dana (modal).

b. Standar lingkungan

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar kebijakan program, pola organisasi serta sistim manajemen,yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana.

c. Standar proses

Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.

d. Standar Keluaran

Adalah yang menunjuk pada penampilan(performance) pelayanan kesehatan.

Penampilan ada 2 macam:

1. Penampilan aspek medis pelayanan kesehatan

2. Penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan

Bila kedua standar pelayan ini tidak sesuai maka tidak sesuai dengan yang ditetapkan maka pelayanan tidak akan bermutu

  1. Standar penampilan minimal

Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of Performance).

Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran.Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan perlu segera diperbaiki.

Dalam pelaksanaannya pemantauan standar-standar tersebut tergantung kemampuan yang dimiliki, maka perlu disusun prioritas

C. Ruang lingkup Standar pelayanan kebidanan

  1. Standar Pelayanan umum (2)

Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga

Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan

  1. Standar Pelayanan Antenatal (6)

Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan

Standar 5 : Palpasi abdominal

Standar 6 : Pengelolaan anemia pada ibu hamil

Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Standar 8 : Persiapan persalinan

  1. Standar Pelayanan Persalinan (4)

Standar 9 : asuhan persalinan kala I

Standar 10 : Persalinan kala II yang aman

Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif persalinan kala III

Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi

  1. Standar Pelayanan Nifas (3)

Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir

Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan

Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pad masa nifas

  1. Standar Pelayanan kegawatdaruratan obstetri-neonatal (9)

Standar 16 : Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III

Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsia

Standar 18 : penanganan kegawatan pada partus lama/ macet

Standar 19 : persalinan dengan menggunakan vacum ekstraktor

Standar 20 : penanganan retensio plasenta

Standar 21 : perdarahan perdarahan postpartum primer

Standar 22 : penanganan perdarahan postpartum sekunder

Standar 23 : penanganan sepsis puerperalis

Standar 24 : penanganan asfiksia neonatorum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar