"KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER"
A.
Sex (jenis kelamin biologis)
Seks adalah karakteristik biologis seseorang yang melekat sejak lahir dan
tidak bisa diubah kecuali dengan operasi. Alat-alat tersebut menjadi dasar
seseorang dikenali jenis kelaminnya sebagain perempuan atau laki-laki.
Pembagian jenis kelamin yang telah ditentukan oleh sang pencipta atau juga
disebut sebagai kodrat dari sang pencipta dalam konteks masyarakat yang
religius, oleh karenanya fungsinya tidak dapat ditukar atau diubah. Misal :
laki-laki memiliki sperma, penis dan jakun, sedangkan perempuan memiliki alat
reproduksi seperti rahim, vagina dan indung telur.
B.
Gender (jenis kelamin sosial)
Perbedaan peran serta tanggung jawab sosial bagi laki-laki maupun perempuan
yang ditetapkan masyarakat maupun budaya.
Gender adalah perbedaan terhadap sifat, peran, posisi perempuan dan
laki-laki yang dibuat oleh masyarakat dan dipengaruhi oleh sistem
kepercayaan/penafsiran agama, budaya, politik, sistem pendidikan dan ekonomi.
Gender bukanlah kodrat atau ketentuan dari sang pencipta. Misalnya
keyakinan bahwa laki-laki itu kuat, kasar dan rasional, sedangkan perempuan
lemah, lembut dan emosional, bukanlah ketentuan kodrat sang pencipta, melainkan
hasil sosialisasi melalui sejarah yang panjang
C.
Kesetaraan gender
Merupakan kesamaan yaitu keadaan tanpa diskriminasi sebagai akibat dari
perbedaan jenis kelamin dalam memperoleh kesempatan, pembagian sumber-sumber
dan hasil pembangunan, serta akses terhadap pelayanan.
D.
Keadilan gender
Adalah gambaran keseimbangan yang adil (fairness) dalam pembagian beban
tanggung jawab dan manfaat antara laki-laki dan perempuan, yang didasari atas
pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan kebutuhan dan
kekuasaan. Perbedaan ini perlu dikenali dan diperhatikan untuk dipakai sebagai
dasar atas penerapan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan.
E.
Peran gender
Peran ekonomi dan sosial yang dipandang layak oleh masyarakat untuk
diberikan kepada laki-laki atau perempuan. Laki-laki berperan sebagai pencari
nafkah dan perempuan mempunyai peran ganda domestik yaitu sebagai pencari
nafkah dan kegiatan di masyarakat secara simultan.
F.
Bias gender
Adalah keadaan yang menunjukkan adanya keberpihakan kepada kaum laki-laki
daripada perempuan. Misalnya produk hukum yang merugikan kaum perempuan seperti
kasus aborsi ilegal, dimana yang dihukum biasanya perempuan sedangkan kaum
laki-laki bebas berkeliaran dan saat terjadi kejadian hamil diluar nikah pada
pelajar, yang tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah biasanya perempuan
sedangkan laki-laki masih diperbolehkan.
G.
Stereotype gender
Adalah pandangan yang menganggap sesuai atau biasa untuk suatu jenis
kelamin. Misal, laki-laki di kantor dan perempuan di dapur.
H.
Patriarkhi
Adalah keadaan di masyarakat yang menempatkan laki-laki pada kedudukan dan
posisi yang lebih tinggi daripada perempuan.
Faktor-faktor yang melanggengkan
ketidakadilan gender
- Budaya patriarkhi
- Sistem ekonomi
- Sistem politik
- Sistem pendidikan
- Sistem kepercayaan/penafsiran agama
- Adat
I.
Dampak konsep gender
- Rendahnya tingkat pendidikan perempuan 64,5% usia >10 tahun tamat SD (putus sekolah), tamat SD atau tidak sekolah sama sekali, bahkan dari 43,9% yang buta huruf, 79,6% buta huruf adalah perempuan.
- 67% perempuan bekerja pada sektor informal seperti pembantu rumah tangga, TKW, dan pekerja seks.
- Rendahnya partisipasi politik perempuan, yaitu hanya 8,8% yang duduk di DPR RI
- Tingginya angka kematian ibu melahirkan berkisar 350-750 per 100.000
- Hukum-hukum bias gender: undang-undang perkawinan no 1/1974, perda berbasis agama dan budaya tertentu
- Respon terhadap ketidakadilan gender
- Perspektif keadilan gender
- Pemberdayaan perempuan
- Women in Development (WID)
- Gender and Development (GAD)
- Alat-alat analisis gender (kerangka MOSER)
- Kebutuhan praktis perempuan
- Kebutuhan strategis perempuan
Kesimpulan
- Perbedaan perempuan dan laki-laki dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa berubah sesuai dengan konteks waktu, tempat dan budaya
- Pembedaan dianggap sebagai sesuatu yang melekat sehingga dianggap sesuatu yang alamiah dan menajdi keyakinan masyarakat
- Pembedaan yang ketat antara perempuan dan laki-laki menimbulkan ketidakadilan
- Bentuk ketidakadilan gender dalam konteks masyarakat yang patriarkhis sangat dirasakan terutama oleh perempuan
- Realitas yang menggambarkan perempuan sebagai korban utama dapat dilihat dari angka kekerasan fisik, seksual, maupun psikologis
- Ketidakadilan gender disebabkan dilestarikan oleh berbagai faktor-faktor baik dalam kehidupan keluarga, komunitas maupun negara
- Adanya upaya-upaya untuk memperkecil ketidakadilan gender : WID, GAD dan analisis kebutuhan gender
rofi' hadir bu....
BalasHapusbesok post testnya jangan susah-susah yabu,,,
melanika hadir buu??
BalasHapusdiii04192
Anggun hadir di kampus bu..Trima kasih yaa atas materinya..
BalasHapusbesok kalo post test soalnya jangan sulit,biasa ajja yaa buuuu..
yuni hadir selalu buuu.....
BalasHapussoalnya jgn banyak2 juga jgn susah2....
bu.....saya tri wulansih nim 11104207....
BalasHapussoalny jgn sulit2 y bu
seharusnya tidak ada perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan, laki-laki dan perempuan itu mempunyai peran masing-masing untuk saling melengkapi supaya tercapainya keharmonisan kehidupan sosial :)
BalasHapusMartiana Fusilatun Mumtahana
baktri wonten bu...
BalasHapusmangke soale ingkang mayar nggih....
riska, jayanti dan siti ada bu....kami selalu hadir.....o ia bu seorang lg nur'aini setya .N....
BalasHapuspost testnya yang mudah ya bu...hhhee
adanya perbedaan antar gender yang sudah melekat pada masyrakat kadang untuk mengubah pola pikir mereka itu sulit. . . yang penting kita bisa menyeimbangkannya dan menjaga kesehatan reproduksi dalam perspektif gender (dari laki-laki atau perempuan), memberikan pendidikan, wawasan dan pengetahuan untuk mencegah penyakit (IMS).
BalasHapusRisQi Permata Sari (D111 04 213)
hadir bu.......
coba mata kuliahnya Via Website terusss.....
hhe..... lebih efisien ^_^
smoga Post test suksesss!!!!!!!!!!!!!
Bu tri.... ini temen-temen numpang absen... posisi di lab habis lat. paduan suara.
BalasHapus(gaptek bu... g punya blog....) hhahahahaha....... :P
Anjani (D111 04 174)
Aprina Kusumawati (D111 04 170)
Cici Sintya Dewi (D111 04 180)
Orizka (D111 04 197)
Restia (D111 04 199)
Wahyu Ari (D111 04 208)
Widya (D111 04 209)
ALL : Sippp, jangan lupa dipelajari:)
BalasHapussiti marwiyah sudah hadir dari tadi bu sebenarnya tapi blog'x baru jadi sekarang....
BalasHapus